Jumat, 27 Juni 2014

Mendaki Ramadhan 1435

Dia gak setinggi Kerinci. Dia pun gak segagah Rinjani. Dia jg gak seperkasa Semeru. Dia hanya gunung kecil dgn ketinggian 1435. Yaa... dialah gunung Ramadhan.

Namun utk mencapai puncak Ramadhan tdk lah mudah. Pendaki harus melalui perjalanan selama 1 bulan. Terdapat bbrp pos dgn karakter medan yg cukup berat utk dilalui, diantaranya sholat fardhu, puasa, tarawih, tilawatul qur'an, zakat dll. Mendaki gunung ini sangat brbeda, krn diakhir pendakian akan mendapat sertifikasi pendakian bagi yg mampu melaluinya berupa "Fitrah".

Jangan mengaku pendaki tangguh klo blm melakukan pendakian di gunung ini. Selamat menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan 1435H. Mohon maaf lahir dan batin

Kamis, 26 Juni 2014

Saya Malu

Hari ini saya malu sekali. Jam 12.30 sd 13.30 lihat acara THR (Taushiyah Berkah Ramadhan) di RCTI. Bersama ust. Yusuf Mansur.

Salah satu tamu yang diundang adalah Ust. Furqon.

-Beliau seorang yg buta. Tapi tiap hari tilawah Qur'an. Bahkan ikut program ODOJ.

-Beliau baca dgn al-Quran braile. Tiap hari 1 juz. Utk mendapatkan Quran tsb beliau harus beli 1,8 juta.

-Menurut beliau, org yg tidak tilawah tiap hari sama dgn org yg dzolim.

-Beliau sudah umroh, dengan cara mbayar umroh ke masjid. Sedekah. Niat utk umroh. Alhamdulilah dlm bbrp bulan ada hamba Allah yg memberangkatkan beliau dgn istri. Bahkan bisa dua kali ke Raudhoh.

-Istrinya hamil dan baru melahirkan setelah 12 tahun sabar menanti kehamilan.

-Beliau tiap hari jamaah ke masjid. Meski dgn dituntun.

-Beliau mengamalkan sedekah harian. Tiap subuh.  Niat mengawali hari dengan sedekah.

-Beliau rutin menafkahi ibunya. Dan menjadikan itu hal yg utama sebelum membayar kebutuhan yg lain. Berharap doa dan ridha Allah swt.

-Beliau fasih menghafalkan beberapa  hadits dan ayat quran.

-Beliau yakin dlm bbrp tahun kedepan akan bisa haji. Atas ijin Allah.

-Beliau menukil firman Allah swt.

(وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ)

(قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَىٰ وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا)

(قَالَ كَذَٰلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا ۖ وَكَذَٰلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَىٰ)

[Surat Ta-Ha : 124-126]

Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".

Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?"

Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan".

-Kata beliau: buta di dunia saja rasanya sdh tidak enak, apalagi buta di akhirat kelak.

-Kata beliau: Allah berfirman dlm hadits qudsi: barang siapa yg diuji dgn buta didunia dan ia bersabar, maka baginya surga.

----
Bagaimana dgn diri kita, dengan kesempurnaan mata. Kemudahan melangkah. Kemudahan membeli al-Quran.

Masihkah kita berat tilawah 1 hari 1 juz?

Masihkan berat utk melangkah berjamaah ke masjid?

Masihkah berhitung saat bersedekah?

Masihkah tidak yakin bisa haji dan umroh?

Karna Allah selalu dekat dengan hamba-hambanya yang bersabar!!

Jumat, 20 Juni 2014

Ayat tentang Istidraj

Surah Al-Anaam, Verse 44:
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّىٰ إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُم بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ

Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.
(Indonesian)

via iQuran

Rabu, 18 Juni 2014

Beratnya Bahaya Zina

Imam Syafi'i, dan akupun menangis ..

Satu saat asy syafi'i ditanya mengapa hukum bagi pezina sedemikian beratnya?

wajah asy-syafi'i memerah, pipinya rona delima "karena", jawabnya dengan mata menyala ..
"zina adalah dosa yang bala' akibatnya mengenai semesta keluarganya, tetangganya,
keturunannya hingga tikus di rumahnya dan semut di liangnya"
***

Ia ditanya lagi, dan mengapa tentang
pelaksanaan hukuman itu?
Allah berkata "Dan janganlah rasa ibamu pada mereka menghalangimu untuk menegakkan agama!"

Asy-syafi'i terdiam ..
Ia menunduk, Ia Menangis
setelah sesak sesaat, ia berkata ...
"Karena zina seringkali datang dari cinta dan cinta selalu membuat kita iba ..
dan syaitan datang untuk membuat kita lebih mengasihi manusia ..
daripada mencintai-Nya"
***

Ia ditanya lagi ..
dan mengapa, Allah berfirman pula
"Dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang – orang yang beriman."
bukankah untuk pembunuh, si murtad, pencuri Allah tak pernah mensyaratkan menjadikannya tontonan?
****

Janggut Asy-Syafi'i telah basah,
bahunya terguncang – guncang ..
"Agar menjadi pelajaran"
Ia terisak
"Agar menjadi pelajaran"
Ia tersedu ..
"agar menjadi pelajaran"
Ia tergugu
****

Lalu ia bangkit dari duduknya
matanya kembali menyala
"Karena ketahuilah oleh kalian..
sesungguhnya zina adalah hutang
hutang, sungguh hutang…
dan..
salah seorang dalam nasab pelakunya pasti harus membayarnya!"
***

kutulis dalam menangis, semoga menjadi pengingat yang terwaris

-salim a. fillah-
____________

Nauzubillahi mindzaalik..
Yaa Allah... Mudahkan kami dan anak keturunan kami utk menjauhi zina...
Aamiin

Minggu, 15 Juni 2014

Belanjakan, dan lupakan...

Surah Al-Baqara, Verse 262:
الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ لَا يُتْبِعُونَ مَا أَنفَقُوا مَنًّا وَلَا أَذًى لَّهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
(Indonesian)

via iQuran

Sebelum datang hari penyesalan itu

Surah Al-Baqara, Verse 254:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ يَوْمٌ لَّا بَيْعٌ فِيهِ وَلَا خُلَّةٌ وَلَا شَفَاعَةٌ وَالْكَافِرُونَ هُمُ الظَّالِمُونَ

Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.
(Indonesian)

via iQuran

Selasa, 10 Juni 2014

Your resume will get more calls if you do this

In these challenging times, so many resumes come in for a single job opening that companies have trouble finding the best candidate. Also, interested applicants have difficulty getting their resume in front of someone that will invite them to an interview. A successful resume is one that gets you through the door, generating a job interview for you. Once you are in the building, you take your best shot at winning that job.

Employers are looking for the BEST FIT. They have a problem and they need to solve it quickly. They will only take a few seconds to look at your resume and they will quickly determine if you're worth their time to talk to.

From my experience, these are the most common problems with the resume:

  • CAREER OBJECTIVE - People like to announce their career objective and aspirations on the top of their resume. We have been led to believe that this shows you to be a highly motivated and ambitious individual. This is a mistake. The decision maker is wasting valuable seconds reading about your career objective and may move on to the next resume. No one cares about your career objective. Nobody cares. NOBODY. The decision maker has a problem and they want the answer to just one simple question, "CAN YOU HELP ME SOLVE IT?"
  • EMPLOYMENT HISTORY - The recruiter or the decision maker will quickly glance over the job descriptions of your previous jobs, looking for commonalities, similar skills or experience that match the job opening that you're applying for. If your job description doesn't clearly show that, it's over. You're done.

Here is a quick and easy way to correct it, improving your chances of getting a phone call:

  • Replace Career Objective with QUALIFICATIONS - The recruiter or decision maker is looking for someone that closely matches the job opening so make it easy for them by listing all of skills and experience at the very top of your resume. If they want to read the rest of your resume, they can, but they don't have to. You told them everything they needed to know. You gave them what they were looking for. If the position requires a certain level of experience in a particular skill (ex: 5 years of customer service experience), add up all of your years of customer service experience from every job you've had and list it in bullet points. If a college degree is required, list it here. If you think a particular skill is helpful (ex: fluent in Cantonese), list it here.

For example:

Qualifications:

  • Bachelor's degree
  • 7 years of customer service experience
  • 3 years of outside sales experience
  • Fluent in Spanish
  • 6 years of healthcare experience, etc...

Hope this helps!

Senin, 09 Juni 2014

Romantis itu...

Romantis itu…
Ketika malam tinggal sepertiga, seorang istri terbangun. Ia berwudhu, menunaikan shalat dua rakaat. Lalu membangunkan suaminya. "Sayang… bangun… saatnya shalat." Maka mereka berdua pun tenggelam dalam khusyu' shalat dan munajat.

Romantis itu…
Ketika seorang istri mengatakan, "Sebentar lagi adzan, Sayang…" Lalu sang suami melangkah ke masjid, menunaikan tahiyatul masjid. Tak ketinggalan ia menunaikan dua rakaat fajar. Maka ia pun menjadi pemenang; lebih baik dari dunia seisinya.

Romantis itu…
Ketika suami berangkat kerja, sang istri menciumnya sambil membisik mesra, "Hati-hati di jalan, baik-baik di tempat kerja sayang… kami lebih siap menahan lapar daripada mendapatkan nafkah yang tidak halal"

Romantis itu…
Ketika suami istri terpisah jarak, tetapi keduanya saling mendoakan di waktu dhuha: "Ya Allah, jagalah cinta kami, jadikanlah pasangan hidup dan buah hati kami penyejuk mata dan penyejuk hati, tetapkanlah hati kami dalam keimanan, teguhkanlah kaki kami di jalan kebenaran dan perjuangan, ringankanlah jiwa kami untuk berkorban, maka mudahkanlah perjuangan dan pengorbanan itu dengan rezeki halal dan berkah dariMu"

Romantis itu…
Ketika suami sibuk kerja, saat istirahat ia sempat menghubungi istrinya. Mungkin satu waktu dengan menghadirkan suara. Mungkin hari lainnya dengan WA dan SMS cinta. "Apapun makanan di kantin kantorku, tak pernah bisa mengalahkan masakanmu." Lalu sang istri pun membalasnya, "Masakanku tak pernah senikmat ketika engkau duduk di sebelahku."

Romantis itu…
Ketika menjelang jam pulang kerja, sang suami sangat rindu untuk segera pulang ke rumah dan bertemu istrinya. Pada saat yang sama, sang istri merindukan belahan jiwanya tiba.

Romantis itu…
Ketika suami mengucap salam, sang istri menjawabnya disertai senyuman. Bertemu saling mendoakan. Tangan dicium, pipi dikecup bergantian.

Romantis itu…
Ketika suami tiba di rumah, istri menyambutnya dengan wajah cerah dan bibir merekah. Maka hilanglah segala penat dan lelah. Beban kerja di pundak mendadak menghilang, terbang.

Romantis itu…
Ketika syukur selalu menghiasi makan bersama. Meski menu sederhana, nikmat begitu terasa, keberkahan pun memenuhi seluruh keluarga.

Romantis itu…
Ketika suami istri kompak mengajar anak mengaji. Meski telah ada TPQ, sang ayah dan sang ibu tidak berlepas diri dari tanggungjawab mencetak generasi Rabbani. Kelak, merekalah yang mendoakan sang orang tua, saat perpisahan selamanya telah tiba masanya.

Romantis itu…
Ketika sang istri tidak berat melepas suami. Keluar rumah di malam hari. Untuk mengaji, atau aktifitas dakwah dan tarbiyah. Sebab sang istri ingin suaminya menjadi imam baginya, juga bermanfaat bagi Islam dan umatnya

Minggu, 08 Juni 2014

Kita adalah sepasang sepatu

Kita adalah sepasang sepatu
Selalu bersama tak bisa bersatu
Kita mati bagai tak berjiwa
Bergerak karena kaki manusia

Aku sang sepatu kanan
Kamu sang sepatu kiri
Ku senang bila diajak berlari kencang
Tapi aku takut kamu kelelahan
Ku tak masalah bila terkena hujan
Tapi aku takut kamu kedinginan

Kita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa-apa
Terasa lengkap bila kita berdua
Terasa sedih bila kita di rak berbeda
Di dekatmu kotak bagai nirwana
Tapi saling sentuh pun kita tak berdaya

Ku senang bila diajak berlari kencang
Tapi aku takut kamu kelelahan
Ku tak masalah bila terkena hujan
Tapi aku takut kamu kedinginan

Kita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa-apa
Kita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa-apa

Terasa lengkap bila kita berdua
Terasa sedih bila kita di rak berbeda
Di dekatmu kotak bagai nirwana
Tapi saling sentuh pun kita tak berdaya
Cinta memang banyak bentuknya
Mungkin tak semua bisa bersatu

Selasa, 03 Juni 2014

Mencari Nafkah Tak Menghalangi Menuntut Ilmu

Pernah memikirkan kesibukan aktivitas harian dijadikan alasan bagi kita 'tuk lalai dari menuntut ilmu...?

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

"Manfaatkan lima perkara sebelum datang lima perkara:
[1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
[2] Waktu sehatmu sebelum datang
waktu sakitmu,
[3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
[4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
[5] Hidupmu sebelum datang kematianmu."
(HR Al-Mustadrak al-Hakim, Shahih al-Jami' ash-Shaghir al-Albani)

Bukankah waktu yang dilalui para ulama' dengan kita adalah sama yaitu 24 jam sehari...?

Salah satunya karena mereka benar-benar memanfaatkan waktu dan menjadikan hadits di atas salah satu panduan.

Ataukah kita berpikir mereka "hanya" bergelut dengan ilmu dan melupakan dunia..?

Berikut contoh beberapa ulama yang mampu untuk menggabungkan antara mencari ilmu dan pekerjaan duniawi:

✓ Imam Abu Hanifah memiliki sebuah rumah produksi tekstil yang besar dan memiliki karyawan serta pekerja bayaran yang banyak.

✓ Imam Ibnul Mubarak berprofesi sebagai pedagang demikian pula beliau merupakan imam dalam Fiqih dan Hadits.

✓ Imam An-Nawawi membantu orang tuanya yang berjualan di toko kecilnya, namun hal tersebut sama sekali tidaklah menyibukkan beliau dari mempelajari dan menghafal Al-Qur'an.

Dan banyak ulama lainnya.

Dunia diletakan di tangan mereka bukan di hati mereka.

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata :

"Menyia-nyiakan waktu lebih berbahaya dari pada kematian, karena menyia-nyiakan waktu, memutuskanmu dari Allah dan akherat, sedangkan kematian...
memutuskanmu dari dunia dan
penghuninya"

Mari manfaatkan waktu sebaik-baiknya agar tak menyesali umur yang telah lewat tanpa ada ilmu dan amal sebagai bekal akhirat.

@SahabatIlmu