Senin, 29 September 2014

Dunia sekedar mampir

Renungan umur kita.

1 hari di sisi Tuhanmu (akhirat) adalah seperti 1000 th menurut perhitunganmu. (Qs 22: 47).
"Ternyata cuma 1,5 jam saja umur kita hidup di dunia ini".    Mari kita lihat berdasarkan Al Qur'an.
1 hari akhirat = 1000 tahun.
3 jam akhirat = 125 tahun.
1,5 jam akhirat = 62,5 tahun.

Jika umur manusia rata-rata 60-70 tahun, maka hidup manusia ini jika dilihat dari langit hanyalah 1,5 jam saja.
Pantaslah kita selalu diingatkan masalah waktu (Qs103:1)

Ternyata hanya satu setengah jam saja yang akan menentukan kehidupan abadi kita kelak, hendak di Surga atau Neraka. (QS 35:15, 4:170).

Cuma satu setengah jam saja cobaan hidup, maka bersabarlah (QS 74:7, 52:48, 39:1­0).

Demikian juga hanya satu setengah jam saja kita harus menahan nafsu dan mengganti dengan sunnah-Nya. (QS 12:53, 33:38).

"Satu Setengah Jam" sebuah perjuangan yg teramat singkat dan Allah akan mengganti.  surga Ridha Allah. (QS 9:72, 98:8, 4:114).

Maka berjuanglah untuk mencari bekal perjalanan panjang nanti (QS 59:18, 42:20, 3:148, 28:77).

Allah berfirman: " Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sungguh2 mengetahui"
(QS 23:114)

Semoga bermanfaat

Rabu, 24 September 2014

FAEDAH POLIGAMI

Agama tidak mencetuskan suatu hukum kecuali ada rahasia yang terkandung di dalamnya. Karena Allah Subhanahu Wata'ala yang menciptakan manusia dengan segala permasalahannya, dan Allah pula yang mengetahui solusinya, oleh karena itu poligami dalam Islam adalah merupakan solusi, bagi yang mempunyai syahwat yang lebih yang tidak cukup dalam melampiaskannya hanya dengan satu istri, lebih jelasnya lihatlah faedah poligami di bawah ini:

1. Poligami merupakan solusi bagi mereka yang bersyahwat besar. Sebagaimana diketahui bahwa setiap orang berbeda volume syahwatnya, ada yang lebih, sedang dan ada yang kurang, maka bagi me reka yang bersyahwat tinggi tidak cukup dengan satu istri, maka untuk mencegahnya dari perbuatan zina diperbolehkan poligami.

2. Adanya poligami mengentaskan terjadinya banyak wanita yang lajang tanpa suami, karena pada zaman ini jumlah perempuan lebih banyak dari pria 1 banding 8, bahkan baru-baru ini dikatakanbahwa perbandingan lelaki dan wanita 1 banding 13, maka bisa dibayangkan jika seumpama setiap laki-laki kawin 4 saja masih plus 4, lalu yang tiga mau ke mana, siapa yang menanggung nafkahnya, siapa yang melarang mereka dari perbuatan haram jika tidak ada suami.

3. Adanya poligami membantu seorang wanita untuk tidak selalu melayani suaminya dengan terpaksa, padahal menolak ajakan suami hukumnya haram, dan kita ketahui bahwa syahwat wanita di bawah laki-laki di waktu yang tertentu wanita tidak berselera untuk melakukan hubungan seperti di waktu haid, nifas dan waktu hamil, padahal syahwat seorang laki-laki selalu menggebu-ngebu syahwatnya, maka tidak ada solusi lain kecuali dengan poligami.Bahkan jika seorang wanita merelakan suami nya melakukan poligami akan menjadi sebab banyaknya pahalanya dari segi dia sabar menghadapi madunya, dia membantu suaminya melakukan kebaikan dan mencegahnya dari perbuatan dosa. Jadi poligami termasuk salah satu ibadah, dimana suatu ibadah itu memang selalu berat dilakukan oleh hawa nafsu manusia.
Maka dianjurkan kepada setiap wanita jangan mengharamkan sesuatu yang dihalalkan oleh agama. Boleh mencegah suaminya kawin lagi karena tidak mau dimadu, akan tetapi jangan sampai mengharamkan nya yang berarti menentang agama Islam yang semua syariatnya membawa kebaikan bagi semua.

Senin, 15 September 2014

Air Panas

Bismillah... Seorang pria muda datang pada ibunya dan mengeluh soal banyak permasalahan dalam kehidupannya.

Namun betapa kagetnya dia karena ternyata ibunya diam saja seolah tidak ingin mendengarkan. Bahkan sang ibu kemudian malah masuk ke dapur, sementara anaknya terus bercerita dan mengikutinya. Sang ibu lalu memasak air.

Setelah sekian lama, air mendidih. Sang ibu menuangkan air panas mendidih itu ke dalam 3 gelas yang telah disiapkan.Di gelas pertama ia masukkan TELUR, di gelas kedua, ia masukkan WORTEL, dan di gelas ketiga, ia masukkan KOPI.

Setelah menunggu beberapa saat, ia mengangkat isi ketiga gelas tadi, dan hasilnya: WORTEL yang KERAS menjadi LUNAK, TELUR yang mudah PECAH menjadi KERAS dan KOPI menghasilkan aroma yang Harum...

sang ibu menjelaskan: "Nak, MASALAH DALAM HIDUP ITU BAGAIKAN AIR MENDIDIH. Namun, bagaimana sikap kitalah yang akan menentukan dampaknya. Kita bisa menjadi Lembek seperti wortel, mengeras seperti telur, atau harum seperti kopi.Jadi, wortel dan telur bukan mempengaruhi air … mereka malah berubah oleh air, sementara KOPI malah mengubah AIR, membuatnya menjadi harum." Dalam tiap Masalah, selalu tersimpan Mutiara Iman yang berharga. Sangat mudah untuk bersyukur saat keadaan baik-baik saja. Tapi apakah kita dapat tetap percaya saat pertolongan Tuhan seolah tidak kunjung datang?

Hari ini kita belajar ada 3 reaksi orang saat masalah datang :Ada yang menjadi lembek, suka mengeluh, dan mengasihani diri sendiri. Ada yang mengeras, marah dan berontak pada Allah SWT. Ada juga yang justru semakin harum, menjadi semakin kuat dan percaya padaNYA.Ada kalanya Allah sengaja menunda pertolonganNYA. Apa tujuannya? Agar kita belajar percaya, yakin, sabar dan tidak banyak mengeluh, tidak pernah ada masalah yang tidak bisa Allah SWT beri penyelesaiannya
Teruslah bermunajat kepada Allah, perbaiki diri, dan renungkan, Allah cinta dengan Hamba yg tawadhu dan penuh rasa syukur....

Minggu, 14 September 2014

Kultum Subuh: Tentang Cemburu

Teringat kata2 seorang ustad, apabila Allah tidak menghendaki kita lagi:

Allah akan sibukkan kita dengan urusan dunia.

Allah akan sibukkan kita dengan urusan anak-anak.

Allah akan sibukkan kita dengan urusan menjalankan perniagaan.

Allah akan sibukkan kita dengan urusan menamb-nambah harta.

Allah akan sibukkan kita dengan urusan mencari pengaruh, pangkat dan kuasa.

Alangkah ruginya kerana kesemuanya itu akan kita tinggalkan.

Sekiranya kita mampu bertanya pada orang-orang yang telah pergi terlebih dulu menemui Allah SWT dan jika mereka diberi peluang untuk hidup sekali lagi, sudah semestinya mereka memilih tidak lagi akan bertarung mati-matian untuk merebut dunia.

Karena tujuan kita diciptakan adalah untuk menyembah Allah dan beribadah kepada Allah.

Tidak akan Allah ciptakan manusia sekiranya tujuan hidup untuk merebut imbalan dunia.

Sebenarnya apa yang kita dapat dari imbalan dunia ini telah pun ditentukan oleh Allah SWT.

Kita mungkin cemburu apabila melihat orang lain lebih dari kita, dari segi gaji, pangkat, harta, rumah besar, mobil besar.

Kenapa kita tidak pernah cemburu melihat ilmu orang lain lebih dari kita.

Kita tidak pernah cemburu melihat orang lain lebih banyak amalan dari kita.

Kita tidak pernah cemburu apabila melihat orang lain bangun di sepertiga malam, solat tahajud dan bermunajat.

Kita cemburu apabila melihat orang lain ganti mobil baru dengan yang lebih mewah...

Tetapi jarang kita cemburu apabila melihat orang lain yang bisa khatam Al'Quran sebulan dua kali...

Kesemua tanda-tanda ini menunjukkan dunia akhir zaman, apabila duit, harta dan pangkat mengatasi segala-galanya..

Setiap kali menyambut hari ulang tahun, kita sibuk mau merayakan sebaik mungkin, tetapi kita telah lupa dengan bertambahnya umur kita...maka panggilan Illahi bertambah dekat...

Kita patut bermuhasabah mengenai persiapan ke satu perjalanan yang jauh, yang tidak akan kembali untuk selama-lamanya.

Sesungguhnya mati itu benar.

Alam kubur itu benar, hisab itu benar....neraka itu benar...surga itu benar....

Kamis, 11 September 2014

Belajar Ilmu Parenting dari Para Nabi dan Orang Sholeh

(Rangkuman Seminar Parenting "Menjadi Orang Tua Hebat" dari narasumber Ust. Bendri , Sabtu 6 September 2014 di Sekolah Alam Indonesia cabang Meruyung) Oleh : Pida Siswanti

Profil Orang Tua Hebat

Tugas utama orang tua adalah melakukan Kaderisasi Iman kepada anak-anaknya. Sehingga orang tua dan anak tidak hanya terhubung di dunia, tapi juga terhubung di akhirat. Seperti dijelaskan dalam Surat Ath-Thuur (52) ayat 21:

""Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan (pertemukan) anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya (sewaktu di dunia)."

Maka kesuksesan hidup diukur dari kesuksesan mengasuh anak, apakah kebaikan-kebaikan orang tua diikuti oleh anak-anaknya atau tidak. Seperti dulu Nabi Ya'qub, saat hendak meninggal, satu-satunya hal yang ia tanyakan pada anak-anaknya hanyalah "Apa yang akan kalian sembah sepeninggalku?"

Jadi orang tua hebat adalah orang tua yang berhasil melakukan kaderisasi iman, sehingga anak-anak mereka sama sholehnya atau bahkan lebih sholeh daripada orang tuanya.

Balasan Orang Tua Hebat

Tak hanya di akhirat, bahkan selama masih hidup di dunia pun, orang tua hebat sudah mendapatkan balasan terbaik. Balasan orang tua hebat di dunia adalah bahwa anak-anak mereka Allah jadikan sebagai penyenang hati atau penyejuk hati (qurrota a'yun) bagi orang tuanya.

"Dan orang-orang yang berkata: Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa." (QS. al-Furqan (25) : 74)

Sementara di akhirat, Allah akan angkat derajatnya di surga sesuai keterangan hadits berikut:

"Ada orang yang diangkat derajatnya di surga. Ia bertanya, "Bagaimana ini bisa (terjadi) untukku?" Maka dikatakan kepadanya, "Ini karena anakmu beristigfar untukmu." (HR Ahmad Al-Baihaqi)

Ada pepatah arab yang berbunyi : Apa yang kau tanam, itu yang kau tuai.

Beberapa Fenomena Saat Ini

Pengasuhan anak boleh dibilang seperti hutang-piutang. Jika hak anak tidak diberikan di waktu kecil, maka anak akan menagihnya di usia besar dengan perilaku yang menyebalkan. Saat ini ada fenomena Parent's Distrust, yaitu fenomena di mana anak tidak lagi percaya kepada orang tuanya, sengaja melakukan hal-hal yang justru dibenci orang tuanya, sampai mencaci maki orang tuanya di khalayak ramai bahkan di sosial media.

Parent's distrust disebabkan oleh dua hal utama:

1. Hak anak waktu kecil tidak dipenuhi. Yaitu anak terlalu cepat disapih, atau disusui tapi dengan emosi negatif ibunya. Emosi negatif ibu menyusui biasanya muncul karena hak ibu tidak dipenuhi oleh sang ayah, sehingga ibu kurang nyaman. Peran ayah sangat penting dalam pengasuhan anak.

2. Ada kekacauan peran ayah dan ibu di dalam rumah tangga. Peran utama ayah adalah sebagai Al-Qowwam, pemimpin, penegak aturan (akar kata dari QS An Nisa (4) ayat 34 kalimat Ar-rijaalu qowwamuuna). Otoritas rumah harus dipegang ayah.

Sementara peran ibu adalah As-Sakan pemberi rasa nyaman dalam keluarga (akar kata dari QS Ar-Ruum (30) ayat 21, kalimat azwaajal litaskunuu). Saat ini justru banyak terjadi Ibu terlalu banyak membuat aturan, ayah ada tapi tiada, sehingga anak merasa tidak nyaman di rumah, cari kenyamanan di luar rumah.

Bagi anak perempuan, ayah adalah cinta pertamanya. Jika anak perempuan mendapatkan cukup cinta dari ayahnya, dia tidak akan mencari cinta dari lelaki lain di luar rumah, hingga menjelang pernikahannya.

Bagi anak laki-laki, ayah adalah super hero pertamanya, idola pertamanya. Jika anak laki-laki tidak mendapatkan ayahnya sebagai super hero atau idola maka dia akan mencari super hero atau idola lain di luar rumahnya.

Teladan Dari Nabi Adam dan Nabi Nuh

Al-Qur'an adalah pelajaran bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran. Bahkan Ilmu parenting pun sudah ada di dalamnya.

"Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga 'Imron melebihi segala umat." QS Ali 'Imron (3) : 33

Keluarga Nabi Adam dan Nabi Nuh, memang tidak bisa dijadikan teladan. Anak Nabi Adam ada yang menjadi pembunuh yaitu Qobil, sementara anak dan istri Nabi Nuh tetap kafir. Tetapi Allah menjadikan Nabi Adam dan Nabi Nuh sebagai teladan, karena keduanya memiliki sifat dan sikap yang sangat penting selama mengasuh anak-anaknya, yaitu:

1. Teladan Nabi Adam Nabi Adam memiliki jiwa mengakui kesalahan, melalui doanya : 'Robbana dholamna anfusana wailam tagfirlana watarhamana lana kunnana minal khosirin' (QS. Al A'raf (7) : 23), yang artinya : Artinya : Ya Allah , kami telah mendholimi pada diri kami sendiri, jika tidak engkau ampuni kami dan merahmati kami tentulah kami menjadi orang yang rugi.

Hikmahnya, jika kita menemukan anak kita melakukan suatu kesalahan atau perbuatan yang menyebalkan, maka lebih utama mohon ampun kepada Allah, mengakui bahwa itu adalah kesalahan kita dalam mendidik anak dan kemudian memperbaikinya. Bukan malah menuding pihak lain yang bersalah.

2. Teladan Nabi Nuh Nabi Nuh digelari Nabi 'Ulul Azmi, karena Nabi Nuh pantang menyerah. Nabi Nuh berdakwah siang malam bahkan hingga kurang tidur.

Hikmahnya, dalam mengasuh anak pun seharusnya orang tua tidak pantang menyerah. Tak pernah bosan siang malam mendidik anak-anaknya tentang keimanan dan kebaikan. Anak sholeh adalah hidayah dari Allah. Orang tua hanya menunaikan hak-hak anak sebagaimana Allah memerintahkannya untuk menunaikan hak tsb. Orang tua tidak akan dihisab tentang hasil (anaknya jadi apa dan bagaimana), tapi orang tua akan dihisab selama proses mendidiknya hingga dia meninggal dunia. Jadi bagi orang tua, pengasuhan anak adalah fungsi proses, bukan fungsi hasil, hasil adalah hidayah Allah, hak prerogatif Allah, sebagaimana Allah telah menuliskan takdir anak tsb saat usia 4 bulan dalam kandungan.

Teladan dari Keluarga Ibrohim dan 'Imron

Tiga syarat keluarga terbaik:

1. Pasangannya baik dan sholeh/sholehah

2. Memiliki anak-anak yang baik dan sholeh/sholehah

3. Memiliki cucu yang baik dan sholeh/sholehah

Keluarga Ibrohim dan 'Imron memiliki ketiga syarat tsb, sehingga keluarga mereka digelari Allah sebagai keluarga terbaik.

1. Istri Ibrohim dan 'Imron sama-sama sholehah

2. Keimanan Ibrohim dan Imron berhasil diturunkan kepada anak cucunya. Dua anak Ibrohim menjadi nabi bahkan Ibrohim sendiri digelari Bapaknya Para Nabi. Sementara anak perempuan 'Imron, Maryam, menjadi perempuan terbaik yang dipilih Allah melahirkan Isa AS tanpa ayah.

Keluarga Ibrohim dan keluarga 'Imron adalah keluarga dengan karakteristik yang berbeda:

Keluarga Ibrohim:

1. Keluarga para nabi

2. Keluarga poligami

3. Keluarga nomaden, pindah-pindah tempat terus

4. Keluarga full-parents, ada ayah ada ibu

5. Keluarga dengan dominan anak laki-laki

Keluarga 'Imron:

1. Bukan keluarga para nabi

2. Tidak poligami

3. Permanen resident, di baitul maqdis terus

4. Single parent's ('Imron meninggal ketika Maryam lahir)

5. Keluarga dengan anak perempuan (Maryam)

Seperti apakah keluarga kita? Jika anak kita laki-laki maka berkacalah pada keluarga Ibrohim. Jika anak kita perempuan maka berkacalah pada keluarga 'Imron. Jika anak kita ada laki-laki dan ada perempuan, maka berkacalah pada keduanya.

Pengasuhan anak laki-laki, berbeda dengan pengasuhan anak perempuan. Pengasuhan anak laki-laki fokus pada produksi, pada apa yang bisa dia berikan. Sementara pengasuhan anak perempuan fokus pada kemampuan menahan diri, kemampuan memberikan kesejukan.

Perempuan terbaik di dunia ada 4, yaitu:

1. Asiyah, karena dia mampu menahan diri dan mendukung kenabian Musa AS

2. Maryam, karena dia mampu menahan diri dan mendukung kenabian Isa AS

3. Khadijah, karena dia mampu menahan diri dan mendukung kenabian Muhammad SAW

4. Fatimah, karena dia mampu menahan diri dan mendukung kenabian Muhammad SAW

Teladan Nabi Ibrohim AS:

1. Pilih pasangan yang tepat. Bagus dan baik untuk jadi ibu atau ayah bagi anak, sehingga anak mendapatkan orang tua terbaik. Jika sudah terlanjur, maka perbaikilah hubungan dengan pasangan sesama pasutri, bukan malah cari pasangan lain.

2. Menciptakan sejarah baik (dokumentasi baik) dalam diri anak. Seperti Ismail yang sangat hormat pada Ibunya, Hajar, karena salah satunya respek thd pengorbanan Hajar bolak-bail 7 kali Shofa-Marwah demi mencari air, walaupun akhirnya Ismail jugalah yang menemukan air tsb. Seorang anak sangat terikat dengan sejarah pengasuhannya, maka bersungguh-sungguhlah dalam pengasuhan di usia dini, jangan kehilangan momen. Tips: dokumentasikan semua pertumbuhan dan kegiatan anak sehingga terjadi emotional bonding. Karena sejatinya, anak senang dengan sejarah hidupnya. Jika orang tua melakukan suatu pengorbanan besar bagi anaknya, maka beritahukanlah pada anaknya dengan bahasa yang lembut, sehingga tumbuh rasa hormat anak thd orang tuanya. Misalnya : ibunya resign dari kantor padahal sudah level manajer, demi memberikan pengasuhan terbaik pada anak, maka ceritakanlah hal ini dengan dengan bahasa yang 'gentle' pada anak agar tumbuh rasa bangga dan hormat anak thd ibunya.

3. Mencarikan tempat tinggal yang baik, yaitu :

- tempat yang nyaman dan aman "Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: 'Ya Rabb-ku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari menyembah berhala-berhala." – (QS.Ibrohim (14):35)

Rabu, 10 September 2014

Ketika Yang Halal Tercampur Yang Haram

Seseorang datang kepada Imam Syafi'i mengadukan tentang kesempitan hidup yang ia alami. Dia memberi tahukan bahwa ia bekerja sebagai orang upahan dengan gaji 5 dirham. Dan gaji itu tidak mencukupinya.

Namun anehnya, Imam Syafi'i justru menyuruh dia untuk menemui orang yang mengupahnya supaya mengurangi gajinya menjadi 4 dirham. Orang itu pergi melaksanakan perintah Imam Syafi'i sekalipun ia tidak paham apa maksud dari perintah itu.

Setelah berlalu beberapa lama orang itu datang lagi kepada Imam Syafi'i mengadukan tentang kehidupannya yang tidak ada kemajuan. Lalu Imam Syafi'i memerintahkannya untuk kembali menemui orang yang mengupahnya dan minta untuk mengurangi lagi gajinya menjadi 3 dirham. Orang itupun pergi melaksanakan anjuran Imam Syafi'i dengan perasaan sangat heran.

Setelah berlalu sekian hari orang itu kembali lagi menemui Imam Syafi'i dan berterima kasih atas nasehatnya. Ia menceritakan bahwa uang 3 dirham justru bisa menutupi seluruh kebutuhan hidupnya, bahkan hidupnya menjadi lapang. Ia menanyakan apa rahasia di balik itu semua?

Imam Syafi'i menjelaskan bahwa pekerjaan yang ia jalani itu tidak berhak mendapatkan upah lebih dari 3 dirham. Dan kelebihan 2 dirham itu telah mencabut keberkahan harta yang ia miliki ketika tercambur dengannya.

Lalu Imam Syafi'i membacakan sebuah sya'ir:

جمع الحرام على الحلال ليكثره
دخل الحرام على الحلال فبعثره

Dia kumpulkan yang haram dengan yang halal supaya ia menjadi banyak.

Yang harampun masuk ke dalam yang halal lalu ia merusaknya.

_____

Barangkali kisah ini bisa menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita dalam bekerja. Jangan terlalu berharap gaji besar bila pekerjaan kita hanya sederhana. Dan jangan berbangga dulu mendapatkan gaji besar, padahal etos kerja sangat lemah atau tidak seimbang dengan gaji yang diterima.

Bila gaji yang kita terima tidak seimbang dengan kerja, artinya kita sudah menerima harta yang bukan hak kita. Itu semua akan menjadi penghalang keberkahan harta yang ada, dan mengakibatkan hisab yang berat di akhirat kelak.

Harta yang tidak berkah akan mendatangkan permasalahan hidup yang membuat kita susah, sekalipun bertaburkan benda-benda mewah dan serba lux. Uang banyak di bank tapi setiap hari cek-cok dengan istri. Anak-anak tidak mendatangkan kebahagiaan sekalipun jumlahnya banyak. Dengan teman dan jiran sekitar tidak ada yang baikan.

Kendaraan selalu bermasalah. Ketaatan kepada Allah semakin hari semakin melemah. Pikiran hanya dunia dan dunia. Harta dan harta. Penglihatan selalu kepada orang yang lebih dalam masalah dunia. Tidak pernah puas, sekalipun mulutnya melantunkan alhamdulillah tiap menit.

Kening selalu berkerut. Satu persatu penyakitpun datang menghampir. Akhirnya gaji yang besar habis untuk cek up ke dokter sana, periksa ke klinik sini. Tidak ada yang bisa di sisihkan untuk sedekah, infak dan amal-amal sosial demi tabungan masa depan di akhirat. Menjalin silaturrahim dengan sanak keluarga pun tidak. Semakin kelihatan mewah pelitnya juga semakin menjadi. Masa bodoh dengan segala kewajiban kepada Allah. Ada kesempatan untuk shalat ya syukur, tidak ada ya tidak masalah.

Semoga Allah mengaruniakan kepada kita kemampuan untuk serius dalam bekerja dan itqan, hingga rezeki kita menjadi berkah dunia dan akhirat.